Pengertian,
Tujuan dan Fungsi
Micro
Teaching
Dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran, seorang pendidik maupun calon pendidik harus mampu menguasai
materi-materi dan tata kelola sebuah kelas dalam proses teaching learning.
Penguasaan ini diperoleh melalui latihan-latihan, atau praktek baik sesama
calon guru ataupun praktek langsung dilapangan (PPL) bagi calon guru. Kegiatan
semacam ini dikenal dengan micro teaching (pembelajaran/pengajaran mikro) yang
oleh para pakar dalam memberi pengertian saling berbeda-beda namun intinya
sama.
Laughlin dan Moulton dalam Hasibuan mendefinisikan
micro teaching (pengajaran mikro) adalah sebuah metode latihan penampilan yang
dirancang secara jelas dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen dari
proses mengajar, sehingga guru (calon guru) dapat menguasasi setiap komponen
satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan.
Sukirman mengatakan micro teaching
adalah sebuah pembelajaran dengan salah satu pendekatan atau cara untuk melatih
penampilan mengajar yang dilakukan secara “micro” atau disederhanakan. Penyederhanaan
disini terkait dengan setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu,
materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan,
penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya.
Selanjutnya Hamalik mengatakan
pengajaran mikro merupakan teknik baru dan menjadi bagian dalam pembaruan.
Penggunaan pengajaran mikro dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar
calon guru atau sebagai usaha peningkatan, adalah suatu cara baru terutama
dalam sistem pendidikan guru di negera kita. Sedangkan Sardiman mengatakan
micro teaching adalah meningkatkan performance yang menyangkut keterampilan
dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi belajar mengajar.Memahami dua
pendapat ini pengajaran mikro pada dasarnya merupakan suatu metode pembelajaran
berdasarkan performa yang tekniknya dilakukan dengan cara melatihkan
komponen-komponen kompetensi dasar mengajar dalam proses pembelajaran, sehingga
calon guru benar-benar mampu menguasai setiap komponen satu persatu atau
beberapa komponen secara terpadu dalam situasi pembelajaran yang
disederhanakan.Dengan demikian, dalam micro teaching bagian sangat penting
adalah praktik mengajar sebagai bentuk nyata ditampilkannya kompetensi yang
telah dibekalkan kepada calon pendidik. Pada umumnya praktik micro teaching
dilakukan dengan model peer-teaching (pembelajaran bersama teman sejawat),
karena model ini fleksibel dilaksanakan sebelum melakukan real-teaching dalam
kelas yang sesungguhnya. Dalam micro teaching calon pendidik dapat berlatih
unjuk kebolehan dengan kompetensi dasar mengajar secara terbatas dan secara
terpadu dari beberapa kompetensi dasar mengajar dengan kompetensi (tujuan),
materi, peserta didik, dan waktu yang relatif dibatasi (dimikrokan).
Dari uraian-uraian di atas, dapat
penulis simpulkan bahwa pengertian micro teaching dalam penelitian ini
merupakan sarana latihan untuk berani tampil menghadapi kelas dengan peserta
didik yang beraneka ragam karakternya, mengendalikan emosi, ritme pembicaraan,
mengelola kelas agar kondusif untuk proses transfer ilmu, dan lain-lain,
praktik micro teaching dilakukan sampai calon pendidik dianggap sudah cukup
memadai untuk diterjunkan dalam praktik yang sesungguhnya.
1. Tujuan Micro Teaching
Setelah membahas dan memahami
pengertian micro teaching di atas, dapat dirumuskan tujuan secara umum dari
micro teaching adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran
atau kemampuan profesional calon guru dan/atau meningkatkan kemampuan tenaga
kependidikan dalam berbagai keterampilan yang spesifik. Latihan praktek
mengajar dalam situasi laboratoris, maka melalui micro teaching, calon guru
ataupun guru dapat berlatih berbagai ketrampilan mengajar dalam keadaan
terkontrol untuk meningkatkan kompetensinya.
Sardiman mengatakan tujuan dari
pembelajaran mikro adalah membekali calon guru sebelum sungguh-sungguh terjun
ke sekolah tempat latihan praktek kependidikan untuk praktek mengajar Sedangkan
menurut Dwight Allen dalam Moedjiono, tujuan pembelajaran mikro adalah:
a. Bagi siswa calon guru
Pertama, memberikan pengalaman
belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara
terpisah. Kedua, calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya
sebelum mereka terjun ke kelas yang sebenarnya. Dan ketiga, memberikan
kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam–macam keterampilan dasar
mengajar serta memahami kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan.
b. Bagi guru
Pertama, memberikan penyegaran dalam
program pendidikan. Kedua, guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang
bersifat individual demi perkembangan profesinya. Dan ketiga, mengembangkan
sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang berlangsung di pranatan
pendidikan.
Sebagaimana teori sebelumnya, pengajaran
mikro bukan hanya untuk calon guru saja tapi juga digunakan untuk guru yang
telah mengajar di sekolah-sekolah. Tujuannya pun berbeda-beda, sebagaimana
penjelasan Hartono dengan mengelompokkan tujuan pengajaran mikro yakni tujuan
pengajaran mikro untuk calon guru dan tujuan untuk para guru:
a.
Tujuan yang
berkaitan dengan mahasiswa calon guru, yaitu Pertama, memberi latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah dan latihan pengalaman mengajar
yang nyata; Kedua, memberi kesempatan calon guru mengembangkan keterampilan
mengajar dan bimbingan sebelum mereka tampil di kelas yang sebenarnya; Ketiga,
memberikan kesempatan calon guru untuk mendapatkan latihan keterampilan
mengajar dan berlatih kapan harus menerapkannya.
b. Tujuan yang berkaitan dengan
guru, yaitu Pertama, memberikan penyegaran keterampilan dasar mengajar; Kedua,
memberikan kesempatan menambah pengalaman terbimbing untuk penigkatan dan
pengembangan profesinya; dan Ketiga, mengembangkan sikap terbuka bagi guru
terhadap tanggapan/ kritik atas kekurangannya dan pembaharuan yang berkembang
di dunia pendidikan.
Dari pendapat ini, penulis
menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran mikro untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa (calon guru) untuk berlatih mempraktikkan beberapa keterampilan dasar
mengajar di depan teman–temannya dalam suasana yang constructive, supportive,
dan bersahabat sehingga mendukung kesiapan mental, keterampilan dan kemampuan
(performance) yang terintegrasi untuk bekal praktik mengajar sesungguhnya di
sekolah/ institusi pendidikan.
c. Fungsi
Micro Teaching
Dari berbagai literature yang
penulis temukan bahwa fungsi micro teaching secara umum penulis simpulkan bahwa
Microteaching berupaya untuk membina calon guru/tenaga kependidikan melalui
keterampilan kognitif, psikomotorik, reaktif dan interaktif. Dalam perannya
micro teaching berfungsi sebagai:
a. Fungsi Intruksional
Pada fungsi ini micro teaching
sebagai penyedia fasilitas praktik/latihan bagi calon guru/tenaga kependidikan
untuk berlatih dan/atau memperbaiki dan meningkatkan keterampilan pembelajaran,
yang pada hakikatnya merupakan latihan penerapan pengetahuan metode dan teknik
mengajar dan/atau ilmu keguruan yang telah dipelajari secara teoritik.
Hal ini sebagaimana Hamalik mengatakan bahwa
pengajaran mikro berfungsi sebagai praktek keguruan, baik dalam pre-service
maupun in-sevice.[9] Dengan demikian fungsi intruksional bagi calon guru
sebagai tempat mengasah kompetensi dan keterampilan mengajar.
b. Fungsi Pembinaan
Fungsi selanjutnya yaitu sebagai
tempat pembinaan dan pembekalan para calon guru sebelum terjun ke lapangan
(pengajaran sebenarnya). Sardiman mengatakan bahwa micro teaching dijadikan
tempat membekali calon guru dengan memperbaiki komponen-komponen mengajar
sebelum terjun ke real class room teaching.[10]
Pendapat ini sudah jelas bahwa adanya micro teaching
bagi mahasiswa calon guru dibina dan diajarkan tata cara mengajar di kelas.
Fungsi dan manfaatnya bila dilihat sangat besar bagi calon guru terutama dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dimasa akan datang.
c. Fungsi
Integralistik
Dalam dunia kependidikan, PPL
(Program Pengalaman Lapangan) menjadi hal utama untuk menguji kualitas. Bukan
hanya di sistem pendidikan keguruan saja yang melaksanakan ini bahkan disetiap
lembaga pendidikan tinggi juga menerapkannya, baik teknik, perbankan, apalagi
keguruan. Artinya, program micro teaching merupakan bagian integral Program
Pengalaman Lapangan (PPL) serta merupakan mata kuliah prasyarat PPL dan
berstatus sebagai mata kuliah wajib lulus.
d. Fungsi Eksperimen
Keberadaan micro teaching berfungsi
sebagai bahan uji coba bagi calon guru pakar di bidang pembelajaran.[11]
Umpamanya seorang guru atau seorang ahli berdasarkan penelitiannya menemukan
suatu model atau suatu metode pembelajaran, maka sebelum penemuan itu
dipraktekkan di lapangan, maka terlebih dahulu diuji-cobakan di dalam micro
teaching ini. Dengan demikian hasilnya dapat dievaluasi di mana letak
kelemahannya untuk segera dilakukan perbaikan-perbaikan.
Dari fungsi-fungsi ini, bagi mahasiswa calon
guru mengadakan latihan pembelajaran pada pengajaran mikro ini yang utama
adalah performance. Hal inilah yang biasanya dikembangkan dalam pengajaran
mikro. Performance (penampilan, kinerja) adalah penampilan seseorang yang
dihayati oleh orang lain. Kesan pertama terhadap seseorang karena kenampakan
alami diri seseorang (appearance). Selanjutnya dengan melakukan latihan yang
berulang–ulang dalam pengajaran mikro, performa mahasiswa calon guru diharapkan
akan menjadi perilaku (behavior). Jadi dapat dikatakan bahwa fungsi pengajaran
mikro merupakan arena melatih performance.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar