Jumat, 30 Maret 2018

micro teaching

Pengertian, Tujuan dan Fungsi 
Micro Teaching

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, seorang pendidik maupun calon pendidik harus mampu menguasai materi-materi dan tata kelola sebuah kelas dalam proses teaching learning. Penguasaan ini diperoleh melalui latihan-latihan, atau praktek baik sesama calon guru ataupun praktek langsung dilapangan (PPL) bagi calon guru. Kegiatan semacam ini dikenal dengan micro teaching (pembelajaran/pengajaran mikro) yang oleh para pakar dalam memberi pengertian saling berbeda-beda namun intinya sama.
Laughlin dan Moulton dalam Hasibuan mendefinisikan micro teaching (pengajaran mikro) adalah sebuah metode latihan penampilan yang dirancang secara jelas dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen dari proses mengajar, sehingga guru (calon guru) dapat menguasasi setiap komponen satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan.

Sukirman mengatakan micro teaching adalah sebuah pembelajaran dengan salah satu pendekatan atau cara untuk melatih penampilan mengajar yang dilakukan secara “micro” atau disederhanakan. Penyederhanaan disini terkait dengan setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya.

Selanjutnya Hamalik mengatakan pengajaran mikro merupakan teknik baru dan menjadi bagian dalam pembaruan. Penggunaan pengajaran mikro dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar calon guru atau sebagai usaha peningkatan, adalah suatu cara baru terutama dalam sistem pendidikan guru di negera kita. Sedangkan Sardiman mengatakan micro teaching adalah meningkatkan performance yang menyangkut keterampilan dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi belajar mengajar.Memahami dua pendapat ini pengajaran mikro pada dasarnya merupakan suatu metode pembelajaran berdasarkan performa yang tekniknya dilakukan dengan cara melatihkan komponen-komponen kompetensi dasar mengajar dalam proses pembelajaran, sehingga calon guru benar-benar mampu menguasai setiap komponen satu persatu atau beberapa komponen secara terpadu dalam situasi pembelajaran yang disederhanakan.Dengan demikian, dalam micro teaching bagian sangat penting adalah praktik mengajar sebagai bentuk nyata ditampilkannya kompetensi yang telah dibekalkan kepada calon pendidik. Pada umumnya praktik micro teaching dilakukan dengan model peer-teaching (pembelajaran bersama teman sejawat), karena model ini fleksibel dilaksanakan sebelum melakukan real-teaching dalam kelas yang sesungguhnya. Dalam micro teaching calon pendidik dapat berlatih unjuk kebolehan dengan kompetensi dasar mengajar secara terbatas dan secara terpadu dari beberapa kompetensi dasar mengajar dengan kompetensi (tujuan), materi, peserta didik, dan waktu yang relatif dibatasi (dimikrokan).

Dari uraian-uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pengertian micro teaching dalam penelitian ini merupakan sarana latihan untuk berani tampil menghadapi kelas dengan peserta didik yang beraneka ragam karakternya, mengendalikan emosi, ritme pembicaraan, mengelola kelas agar kondusif untuk proses transfer ilmu, dan lain-lain, praktik micro teaching dilakukan sampai calon pendidik dianggap sudah cukup memadai untuk diterjunkan dalam praktik yang sesungguhnya.

1.      Tujuan Micro Teaching

Setelah membahas dan memahami pengertian micro teaching di atas, dapat dirumuskan tujuan secara umum dari micro teaching adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran atau kemampuan profesional calon guru dan/atau meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan dalam berbagai keterampilan yang spesifik. Latihan praktek mengajar dalam situasi laboratoris, maka melalui micro teaching, calon guru ataupun guru dapat berlatih berbagai ketrampilan mengajar dalam keadaan terkontrol untuk meningkatkan kompetensinya.

Sardiman mengatakan tujuan dari pembelajaran mikro adalah membekali calon guru sebelum sungguh-sungguh terjun ke sekolah tempat latihan praktek kependidikan untuk praktek mengajar Sedangkan menurut Dwight Allen dalam Moedjiono, tujuan pembelajaran mikro adalah:

a.    Bagi siswa calon guru

Pertama,  memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah. Kedua, calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun ke kelas yang sebenarnya. Dan ketiga, memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam–macam keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan.

b.      Bagi guru

Pertama, memberikan penyegaran dalam program pendidikan. Kedua, guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinya. Dan ketiga, mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang berlangsung di pranatan pendidikan.

Sebagaimana teori sebelumnya, pengajaran mikro bukan hanya untuk calon guru saja tapi juga digunakan untuk guru yang telah mengajar di sekolah-sekolah. Tujuannya pun berbeda-beda, sebagaimana penjelasan Hartono dengan mengelompokkan tujuan pengajaran mikro yakni tujuan pengajaran mikro untuk calon guru dan tujuan untuk para guru:

a.         Tujuan yang berkaitan dengan mahasiswa calon guru, yaitu Pertama, memberi latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah dan latihan pengalaman mengajar yang nyata; Kedua, memberi kesempatan calon guru mengembangkan keterampilan mengajar dan bimbingan sebelum mereka tampil di kelas yang sebenarnya; Ketiga, memberikan kesempatan calon guru untuk mendapatkan latihan keterampilan mengajar dan berlatih kapan harus menerapkannya.

b. Tujuan yang berkaitan dengan guru, yaitu Pertama, memberikan penyegaran keterampilan dasar mengajar; Kedua, memberikan kesempatan menambah pengalaman terbimbing untuk penigkatan dan pengembangan profesinya; dan  Ketiga, mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap tanggapan/ kritik atas kekurangannya dan pembaharuan yang berkembang di dunia pendidikan.

Dari pendapat ini, penulis menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran mikro untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa (calon guru) untuk berlatih mempraktikkan beberapa keterampilan dasar mengajar di depan teman–temannya dalam suasana yang constructive, supportive, dan bersahabat sehingga mendukung kesiapan mental, keterampilan dan kemampuan (performance) yang terintegrasi untuk bekal praktik mengajar sesungguhnya di sekolah/ institusi pendidikan.

c. Fungsi Micro Teaching

Dari berbagai literature yang penulis temukan bahwa fungsi micro teaching secara umum penulis simpulkan bahwa Microteaching berupaya untuk membina calon guru/tenaga kependidikan melalui keterampilan kognitif, psikomotorik, reaktif dan interaktif. Dalam perannya micro teaching berfungsi sebagai:

a.       Fungsi Intruksional

Pada fungsi ini micro teaching sebagai penyedia fasilitas praktik/latihan bagi calon guru/tenaga kependidikan untuk berlatih dan/atau memperbaiki dan meningkatkan keterampilan pembelajaran, yang pada hakikatnya merupakan latihan penerapan pengetahuan metode dan teknik mengajar dan/atau ilmu keguruan yang telah dipelajari secara teoritik.
Hal ini sebagaimana Hamalik mengatakan bahwa pengajaran mikro berfungsi sebagai praktek keguruan, baik dalam pre-service maupun in-sevice.[9] Dengan demikian fungsi intruksional bagi calon guru sebagai tempat mengasah kompetensi dan keterampilan mengajar.

b.      Fungsi Pembinaan

Fungsi selanjutnya yaitu sebagai tempat pembinaan dan pembekalan para calon guru sebelum terjun ke lapangan (pengajaran sebenarnya). Sardiman mengatakan bahwa micro teaching dijadikan tempat membekali calon guru dengan memperbaiki komponen-komponen mengajar sebelum terjun ke real class room teaching.[10]
Pendapat ini sudah jelas bahwa adanya micro teaching bagi mahasiswa calon guru dibina dan diajarkan tata cara mengajar di kelas. Fungsi dan manfaatnya bila dilihat sangat besar bagi calon guru terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan dimasa akan datang.

c. Fungsi Integralistik

Dalam dunia kependidikan, PPL (Program Pengalaman Lapangan) menjadi hal utama untuk menguji kualitas. Bukan hanya di sistem pendidikan keguruan saja yang melaksanakan ini bahkan disetiap lembaga pendidikan tinggi juga menerapkannya, baik teknik, perbankan, apalagi keguruan. Artinya, program micro teaching merupakan bagian integral Program Pengalaman Lapangan (PPL) serta merupakan mata kuliah prasyarat PPL dan berstatus sebagai mata kuliah wajib lulus.

d. Fungsi Eksperimen

Keberadaan micro teaching berfungsi sebagai bahan uji coba bagi calon guru pakar di bidang pembelajaran.[11] Umpamanya seorang guru atau seorang ahli berdasarkan penelitiannya menemukan suatu model atau suatu metode pembelajaran, maka sebelum penemuan itu dipraktekkan di lapangan, maka terlebih dahulu diuji-cobakan di dalam micro teaching ini. Dengan demikian hasilnya dapat dievaluasi di mana letak kelemahannya untuk segera dilakukan perbaikan-perbaikan.
Dari fungsi-fungsi ini,  bagi mahasiswa calon guru mengadakan latihan pembelajaran pada pengajaran mikro ini yang utama adalah performance. Hal inilah yang biasanya dikembangkan dalam pengajaran mikro. Performance (penampilan, kinerja) adalah penampilan seseorang yang dihayati oleh orang lain. Kesan pertama terhadap seseorang karena kenampakan alami diri seseorang (appearance). Selanjutnya dengan melakukan latihan yang berulang–ulang dalam pengajaran mikro, performa mahasiswa calon guru diharapkan akan menjadi perilaku (behavior). Jadi dapat dikatakan bahwa fungsi pengajaran mikro merupakan arena melatih performance.


Sabtu, 25 Februari 2017

pencegahan dan perawatan cedera

TUJUAN RUANG LINGKUP PERKULIAHAN PENCEGAHAN DAN
PERAWATAN CEDERA
Pencegahan dan Perwatan Cedera Olahaga merupakan salah satu mata kuliah wajib di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) Universitas Syiah Kuala, mata kuliah ini memiliki bobot 3 sks. Perawatan dan pencegahan cedera sangatlah penting buat para mahasiswa prodi Penjaskesrek agar para mahasiswa mampu melaksanakan dan paham akan prinsip cedera, faktor perawatan dan pencegahan cedera serta mampu mempraktekkan kembali ketika kembali ke tengah masyarakat nanti.

1. Definisi Pencegahan
Pencegahan berasal dari kata dasar “Cegah” mempunyai awalan “Pen” dan akhiran “an”. Cegah memiliki arti menghalangi, menjauhi, menangkal dan menghindar. Pencegahan merupakan suatu tindakan tindak lanjut yang berwenang serta sadar dalam usaha menghalangi, mengurangi segala dampak resiko ancaman yang tidak di inginkan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Cegah “ berarti menahan agar sesuatu tidak terjadi; merintangi; menangkal; perbuatan menolak; melarang atau mengikhtiarkan supaya tidak terjadi. Pencegahan menurut Notosoedirdjo dan Latipun (2005 : 145) Pencegahan adalah upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya ganggguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.
Sedangkan pengertian pencegahan menurut Nasry (2006) menjelaskan bahwa Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data / keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan / penelitian epidemiologi.

2. Definisi Cidera
Kata Cidera berarti perselisihan, pertengkaran atau kerusakan. Cidera merupakan kondisi tubuh yang terluka atau terbentur oleh obyek tertentu yang mengakibatkan rusaknya system pertahanan tubuh sehingga penderita merasakan sakit, memar, terluka dan butuh waktu untuk menyembuhkannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cidera berarti perselisihan, pertengkaran, luka, memar pada kondisi tubuh mahluk hidup.
Sedangkan menurut Syamsuri E (1984 : 36) mendefenisikan cidera sebagai kondisi, memar atau luka, atau dislokasi dari otot, sendi atau tulang yang disebabkan oleh kecelakaan, benturan (bodycontac) atau gerakan yang berlebihan sehingga otot, tulang, atau sendi tidak dapat menahan beban atau menjalankan tugasnya.

3. Definisi Perawatan
Perawatan ialah suatu kata kerja “Rawat” yang memiliki imbuhan awalan “Pen” dan akhiran “an”. Rawat memiliki arti menjaga, memelihara dan memulihkan. Sedangkan makna keseluruhan dari kata Pencegahan merupakan bentuk pertolongan yang di berikan kepada suatu obyek penderita untuk dapat menjaga, melindungi dan memulihkan suatu penyakit pada si penderita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI ) ”Rawat” berarti pelihara, urus, perbaiki, jaga dari suata kelainan buruk. Sedangakan menurut Dorothea Orem (1971) Perawatan ialah proses aksi dan interaksi untuk membantu individu dari berbagai kelompok umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatan mereka pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.

  
4. Prinsip dasar pencegahan cedera
a.   Faktor Fasilitas
  Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang. Lebih luas lagi tentang pengertian fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah. Fasilitas bila kurang atau tidak memadai,maka akan mudah terjadinya cedera.

Sarana prasarana olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam. Contoh : lapangan permainan, kolam renang, dsb. (Wirjasanto 1984:154). Pengertian sarana prasarana tidak seperti yang di atas, namun ada beberapa pengertian lain menurut sumber yang berbeda pula. Sarana prasarana olahraga adalah semua sarana prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga..Jenis-Jenis Fasilitas dan Usaha Pencegahan Cedera Karena Fasilitas.Singkirkanlah batu, pecahan kaca,kayu,botol kaleng. debu di lintasan atau tempat yang akan dipergunakan.ada pun faktor-faktor fasilitas yaitu:
b.   Lapangan sepak bola
Penyebab cedera yang ada dilapangan sepak bola yaitu adanya batu,botol-botol kaleng,lapangan yang tidak rata,becek/berlumpur,tiang bendera yang terlalu dekat sama gawang ,seharusnya 120 cm dari pingir lapangan,tiang gawang dan lain-lain.oleh karena itu singkirkan semua yang bisa menimbulkan terjadinya cedera,dengan cara membuat lapangan serata mungkin,membuaat tiang bendera jauh dari pinggir lapangan,dan membuang batu-batu yang ada dilapangan sepak bola.
Hasil gambar untuk lapangan sepak bola yang rusak
c.   Kolam renang
Tempat lompatan start yang licin terkadang bisa membuat berbahaya karena apabila penggunanya terpeleset bisa saja membuatnya cedera,Mata merah diakibatkan oleh kandungan klorin pada air. Klorin adalah bahan kimia yang biasa digunakan untuk membunuh kuman dan kaporit yang terlalu banyak di kolam renag bisa menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru, asma, erosi pada email gigi hingga kanker kandung kemih.
Hasil gambar untuk kolam renang yang licin dan rusak

5. Sarana pelindung Dalam OLahraga
    Sarana pelindung adalah alat-alat yang digunakan saat berolahraga seperti proteksi badan, jenis olahraga yang bersifat body contack, serta jenis olahraga yang khusus lainnya.
Sarana pelindung yang standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan/pelindung kaki dalam berolahraga yang mendapat banyak perhatian para ahli. Masing-masing cabang olahraga umumnya mempunyai model sepatu dengan cirinya sendiri. Yang paling banyak dibicarakan adalah sepatu olahraga lari. Hal ini di hubungkan dengan dominanya olahraga lari, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari orang lain.
a.    Pelindunag kepal
·         Helm digunakan dalam olahraga balap kuda, balap sepeda, balap motor,  balap mobil.
·         Helmet digunakan dalam olahrag anggar, softball, baseball,hockey dan lain-lain.
·         Head guard digunakan dalam olahraga beladiri seperti taekwondo,tarung derajat            
b.   Pelindung wajah (masker) digunakan dalam beberapa cabang olahraga seperti anggar,softball dan kriket.
c.  Pelindung hidung (nose clip) dominan digunakan dalam olahraga renang.
d.  Pelindung gigi (gum shield) digunakan dalam olahraga beladiri seperti karate, taekwondo, boxing dan juga rugby.
e.  Pelindung telinga     
·         Earphone digunakan dalam olahraga menembak
·         Ear protector digunakan dalam olahraga renang
f.  Pelindung mata (goggles) digunakan dalam olahraga renang, menembak dan juga motorcross.
g. pelindung leher  (neck guard)  digunakan dalam banya jenis olahraga antar lain hockey, balap motor, american football
h.  pelindung tangan (glove) digunakan dalam banyak cabang olahraga diantaranya muaythai, sotfball,baseball, balap honda, balap sepeda,hockey,anggar dan lain-lain.
 i. pelindung badan (body protector)  banyak cabang olahraga yang menggunakan body protector beberapa cabang olahraga itu antara lain taekwondo, motorcross, anggar, pencak silat,tarung derajat.
j. pelindung paha dan tungkai  (leg guard) umumnya digunakan dalam cabang olahraga balap motor, baseball, softball
k. pelindung lutut (kness protector) cabang olahraga yang menggunakan pelindung lutut ialah motorcross,basket, kriket
l.  pelindung alat kelamin (genital protector) cabang olahraga yang menggunakan genital protector antara lain karate, boxing,balap sepeda, kriket, wushu.
m. pelindung tulang kering (skin deker) cabang olahraga yang menggunakan skin deker antara lain sepak bola, balap sepeda, motorcross, karate dan lain-lain.
n. pelindung kaki (sepatu) pada umumnya setiap cabang olahraga menggunakan sepatu khusus, namun ada cabang olahraga yang tidak menggunakan sepatu sebagai salah satu sarana seperti bela diri.

 6.  10 Komponen Kondisi Fisik
a.    Kekuatan (Streght)
 Kekuatan adalah kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.  Kekuatan otot dapat diraih dari latihan dengan beban berat dan frekuensi sedikit. Kita dapat melatih kekuatan otot lengan dengan latihan angkat beban, jika beban tersebut hanya dapat diangkat 8-12 kali saja. Contoh latihannya adalah sebagai berikut:
·         squat jump, melatih kekuatan otot tungkai dan otot perut.
·          push up, melatih kekuatan otot lengan.
·         sit up, melatih kekuatan otot perut.
·         angkat beban, melatih kekuatan otot lengan.
·         back up, melatih kekuatan otot perut.
Hasil gambar untuk gambar push up

b. Daya tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus. Dengan kata lain berhubungan dengan sistem aerobik dalam proses pemenuhan energinya.
Latihan untuk melatih daya tahan adalah kebalikan dari latihan kekuatan. Daya tahan dapat dilatih dengan beban rendah atau kecil, namun dengan frekuensi yang banyak dan dalam durasi waktu yang lama. Contoh latihan untuk daya tahan:
·         lari 2,4 km.
·         lari 12 menit.
·         lari multistage.
·         angkat beban dengan berat yang ringan namun dengan repetisi dan set yang banyak.
·          lari naik turun tangga.
Hasil gambar untuk naik turun tangga

c. Daya Otot (Muscular Power)
Daya otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Dengan kata lain berhubungan dengan sistem anaerobik dalam proses pemenuhan energinya. Daya otot dapat disebut juga daya ledak otot (explosive power) Latihan yang dapat melatih daya ledak otot adalah latihan yang bersifat cepat atau berlangsung secepat mungkin. Contohnya:
·       vertical jump (meloncat ke atas), melatih daya ledak otot tungkai.
·       front jump (meloncat ke depan), melatih daya ledak otot tungkai.
·       side jump (meloncat ke samping), melatih daya ledak otot tungkai.
Hasil gambar untuk vertical jump

d. Kecepatan (Speed)

Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan sangat dibutuhkan dalam olahraga yang sangat mengandalkan kecepatan, seperti lari pendek 100 m dan lari pendek 200 m. Kecepatan dalam hal ini lebih mengarah pada kecepatan otot tungkai dalam bekerja.
Contoh latihannya adalah
·         lari cepat 50 m
·         lari cepat 100 m
·         lari cepat 200 m
Hasil gambar untuk lari 50 meter

e. Daya lentur (Flexibility)

Daya lentur adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Contoh latihannya:
·         upperr Body Flexibility Exercises
Hasil gambar untuk upperr Body
f. Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan atau dari samping ke depan. Olahraga yang sangat mengandalkan kelincahan misalnya bulu tangkis. Kelincahan dapat dilatih dengan lari cepat dengan jarak sangat dekat, kemudian berganti arah. Contoh latihannya adalah
·         lari zig-zag
·         lariu bolak-balik 5 m
·         lari bolak-balik 10 m
·         lari angka 8
·         kombinasi lari bolak-balik dengan lari zig-zag
Hasil gambar untuk lari bolak balik

g. Koordinasi (Coordination)

Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Contoh latihannya:
·     memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kanan kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kiri.
·         memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kiri kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kanan
·     melempar ke atas bola tenis dengan tangan kanan, kemudian menangkap kembali dengan tangan kiri
·       melempar ke atas bola tenis dengan tangan kiri, kemudian menangkap kembali dengan tangan kanan
Hasil gambar untuk melempar ke atas bola tenis dengan tangan kanan, kemudian menangkap kembali dengan tangan kiri

h. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot sehingga dapat mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan benar. Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang sangan mengandalkan kesimbangan. Contoh latihannya adalah
·      berjalan di atas balok kayu selebar 10 cm, sepanjang 10 m
·      berdiri dengan satu kaki jinjit
·      tubuh membentuk kapal-kapalan
·      sikap lilin
·      berdiri dengan tangan sebagai sandaran tubuh.
Hasil gambar untuk berdiri dengan satu kaki jinjit
i. Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sepak bola dan bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan ketepatan yang baik untuk memasukkan bola ke gawang dengan kaki dan memasukkan bola kek keranjang dengan tangan. Contoh latihannya:
·         melempar bola tenis ke tembok, sebelumnya tembok telah diberi sasaran
·    untuk lebih spesifik pada cabang bola basket adalah dengan latihan memasukkan bola ke keranjang tepat di bawah ring
·        untuk sepak bola dengan latihan menendang bola ke gawang yang dijaga oleh seorang penjaga gawang
Hasil gambar untuk latihan ketepatan
j. Reaksi (Reaction)
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera. Contoh latihannya
·         menangkap bola tenis yang dilempar ke kanan dan ke kiri oleh orang lain
Hasil gambar untuk menangkap bola tenis yang dilempar ke kanan dan ke kiri oleh orang lain