Selasa, 01 November 2016

pencak silat


 
                                                                       BAB I
                                                             PENDAHULUAN

Latar Belakang
 
    Pencak silat adalah kata mejemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara, yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli Negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura, dan Bali, sedangkan Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan), bdan Filipina. Penggabungan kata pencak dan silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dan perguruan Pencak dan perguruan Silatdi Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta. Pen­cak silat adalah olahraga bela diri yang memer­lukan banyak konsentrasi. Ada pen­garuh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pen­cak silat. Biasanya setiap daerah di Indone­sia mem­pun­yai ali­ran pen­cak silat yang khas. Mis­al­nya, daerah Jawa Barat terke­nal den­gan ali­ran Cimande dan Cika­long, di Jawa Ten­gah ada ali­ran Mer­pati Putih dan di Jawa Timur ada ali­ran Peri­sai Diri.Setiap empat tahun di Indone­sia ada per­tandin­gan pen­cak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pen­cak silat juga diper­tand­ingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indone­sia juga ada banyak pengge­mar pen­cak silat seperti di Aus­tralia, Belanda, Jer­man, dan Amerika.
Sejak saat itu, pencak silat menjadi istilah resmi di Indonesia.perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai Negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat. Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sjak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah. Dalam makalah ini akan diuraikan secara singkat beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi sejarah perkembangan, teknik dasar pencak silat, dan beberapa hal lainnya
Pengertian Pencak Silat
Pengertian Pencak Silat di Indonesia, pencak silat merupakan seni beladiri tradisional yang berasal asli dari Nusantara, dan pencak silat merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. 
Pengertian Pencak Silat Secara Umum
Pengertian Pencak silat secara umum adalah merupakan metode bela diri yang diciptakan untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kelangsungan hidup. Sedangkan di dalam kamus bahasa Indonesia, pengertian pencak silat diartikan sebagai suatu permainan /keahlian dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan  atau tanpa senjata. Ada juga yang mengatakan bahwa pencak silat adalah gerak bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan sehingga penguasaan gerak efektif dan terkendali.
Pengertian Pencak Silat di Indonesia
Berikut ini ada beberapa pendapat yang berbeda-beda oleh para ahli dalam mendefinisikan pencak silat:

1. Abdus Sjukur
Abdul Sjukur merupakan tokoh perguruan tinggi pencak silat bawean.
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut : 
"Pencak  adalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dapat dipertotonkan sebagai sarana hiburan. Silat adalah unsur teknik bela diri menangkis, menterang dan yang tidak dapat diperagakan di depan umum." 

2Hasan Habudin 
Hasan Habudin merupakan adalah tokoh pencak silat pamur di madura.
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:
"Pencak adalah seni bela diri yang diperagakan dengan diatur, padahal silat sebagai inti sari dari pecak tidak dapat diperagakan. Di kalangan suku Madura pencak dianggap berakar dari bahasa Madura ‘apengkarepeng laju aloncak’, yaitu bergerak tanpa aturan sambil meloncak. Silat ‘se amaen alat mancelat’ yaitu sang pemain berloncat kian kemari seperti kilat."
4. Boechori Ahmad
Boechori Ahmad merupakan tokoh pencak silat  Tapak Suci di Jember
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:
"Istilah ‘pencak’ bersal dari Madura ajar dari kata ‘pecak’ sebetulnya lain, yaitu ‘acak mancak’ yang berarti melompat ke kiri ke kanan dengan menggerakkan tangan dan kaki.
Pencak adalah fitrah manusia untuk membela diri sedangkan silat sebagai unsur yang menghubungkan gerakan dan pikiran."

5. alm. Imam Koesepangat
alm. Imam Koesepangat merupakan Guru Besar Setia Hati Teratai Madiun:
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:
"Pencak adalah gerak bela diri tanpa lawan
Silat adalah bela diri yang tidak boleh dipertandingkan
Menurut Mr. Wongsonegoro, tokoh dari IPSI
Pencak adalah gerakan serang bela yang berupa tari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang biasa dipertunjukkan di depan umum.
Silat adalah inti sari dari pecak, ilmu yang memperkelahian atau membela di mati matian yang tidak dapat dipertunjukan di depan umum."
Adapun Tujuan Pencak Silat TRIGUNASAKTI adalah :
  • Membentuk dan mendidik kader-kader bangsa agar memiliki sikap ksatria, berani membela kebenaran dan keadilan, disiplin yang tinggi serta tanggung jawab lahir dan batin.
  • Membentuk masyarakat "Berjiwa Sehat, Berpikir Cerdas, Berprestasi."
  • Sebagai wadah bagi generasi yang mempunyai hobi olahraga khususnya beladiri untuk menyalurkan bakat dan minatnya.
  • Mendidik generasi mudah agar tidak terjerumus pergaulan bebas, pengguna obat terlarang.
  • Mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olahraga Pencak Silat sebagai kebutuhan hidup.
sejarah pencak silat
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.


            Sejarah Pencak Silat



Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.

Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah “silat” paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.

Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit[butuh rujukan] dan Si Pitung dari Betawi.

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual.  Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi “palang pintu”, yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.

Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.

Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games


B. PERKEMBANGAN PENCAK SILAT DI INDONESIA
Berbicara tentang “Perkembangan”, maka kita harus meletakkan dan melihat adanya saling hubungan antara sederet kejadian-kejadian sejarah, yang mana deratan tersebut dijajar menurut skala waktu. Kejadian sejarah tidak hanya terjadi pada seorang dan satu tempat saja, akan tetapi selalu terjadi akibat adanya saling hubungan manusia dengan sesamanya, yang kemudian dapat diperluas antara daerah bahkan antarnegara. Karena ketiga faktor sejarah tersebut yaitu faktor manusia, faktor tempat, dan faktor waktu, harus ada secara keseluruhan, dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kebudayaan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa harus terus dipelihara, dibina, dan dikembangkan guna memprkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, meningkatkan kualitas hidup, memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggan nasional, memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuian bangsa serta mampu menjadi penggerak bagi terwujudnya cita-cita bangsa di masa depan. (TAP. MPR, 1987:109)
Pencak silat, merupakan salah satu jenis bela diri yang sudah cukup tua umurnya. Tetapi saat ini belum kita dapatkan secara pasti kapan dan oleh siapa pencak silat itu diciptakan. Oleh karena itu biasannya perkembangan sejarah pencak silat, selalu dihubungkan dengan perkembangan sejarah manusia. Bagaimana sejarah perkembangan pencak silat di Indonesia, sejak dulu zaman penjajahan hingga setelah merdeka dan melaksanakan pembangunan disegala bidang.
1. Zaman Prasejarah
Pada zaman prasejarah di Indonesia, telah diciptakan cara membela diri sesuai dengan situasi dan kondisi sekitarnya. Orang yang hidup di dekat hutan-hutn mempunyai cara membela diri yang khas untuk menghadapi binatang yang buas yang ada di hutan. Bahkan mereka juga menciptakan bela diri dengan meniru gerakan binatang tersebut, misalnya meniru hewan harimau, ular, burung.
Orang-orang yang hidup di pegunungan biasa berdiri, bergerak, berjalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah jatuh selama bergerak di tanah yang tidak rata. Biasanya mnciptakan bela diri yang mempunyai cirri khas kuda-kuda yang kokoh tidak hanya bergerak. Sedangkan gerakan tangan lebih lincah, banyak ragamnya dan ampuh daya gunanya.
Penduduk yang hidup di daerah berawa, tanah datar, padang rumput biasa berjalan bergegas, lari. Sehingga gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka menciptakan bela diri yang lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat bela diri. Akhirnya setiap daerah mempunyai bela diri yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya., sehingga timbullah aliran bela diri beraneka ragam. Pertemuan antara penduduk daerah yang satu dengan yang lainnya menyababkan terjadinya tukar mrnukar ilmu bela diri, sehingga dapat meningkatkan mutu bela diri di setiap daerah.

2. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan pencak silat dipelajari dan dipergunakan baik oleh punggawa kerajaan, kesultanan, maupun para pehuang, pahlawan yang berusaha melawan penjajah. Di kalangan para pejuang, pencak silat diajarkan secara rahasia, sembunyi-sembunyi, karena kalau diketahui oleh penjajah akan dilarang. Kaum penjajah khawatir bila kemahiran pencak silat tersebut akhirnya digunakan untuk melawan mereka. Kekhawatiran mereka memang beralasan, karena hamper semua pahlawan bangsa seperti Tjik di Tiro, Imam bonjol, Fatahillah, Diponegoro, dan lain-lain adalah pendekar silat.
Perguruan-perguruan pencak silat tumbuh tanpa diketahhui para penjajah, bahkan sebagian menjadi semacam perkumpulan rahasia. Pencak silat dipelajari pula oleh kaum gerakan politik termasuk beberapa organisasi kepanduan nasional. Secara diam-diam prguruan-perguruan tersebut pencak silat berhasil memupuk kekuatan kelompok-kelompok yang siap melawan penjajah sewaktu-waktu. Kaum pergerakan yang ditangkap oleh penjajah dan dibuang, secara diam-diam pula, menyebarkan ilmu pencak silat tersebut di tempat pembuangan. Pasukan Pembela Tanah Air yang telah dikenal dengan nama PETA, juga mempelajari pencak silat dengan tekun.
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Pencak silat sebagai ilmu bela diri nasional, didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan pertahanan bersama menghadapi sekutu. Dimana-mana, karena anjuran Shimitzu diadakan pemusatan tenaga aliran pencak silat di seluruh Jawa, serentak didirikan gerakan pencak silat yang diatur oleh pemerintah di Jakarta, pada waktu itu tidak diciptakan oleh para Pembina pencak silat suatuolahraga berdasarkan pencak silat yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada setiap pagi di sekolah-sekolah.
Akan tetapi usul itu ditolak oleh Shimitzu, karena khawatir akan mendesak Tahayo Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsure-unsur warisan kebesaran kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi untuk kepentingan Jepang, bukan untuk kepentingan nasional kita. Namun haruslah kita akui bahwa keuntungan yang kita dapatkan dari zaman itu, kita mulai insyaf lagi akan keharusan berusaha mengembalikan ilmu pencak silat dari masyarakat.
Walaupun di masa penjajahan Belanda, pencak silat tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru dan pendekar pencak silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional, semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas nasional, para pelajar pada tahun duapuluhan atau bsebelumnya mendalami pencak silat, ternyata di masa kemerdekaan telah terbentuklah wadah nasional pencak silat Indonesia, pada tahun 1948.

3. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan
Kemahiran ilmu bela diri pencak silat yang dipupuk terus-menerus oleh bangsa Indonesia, akhirnya digunakan untuk melawan penjajah secara gerilya ada zaman perang kemerdekaan. Perguruan-perguruan pencak silat pada waktu perang, sibuk sekali mendidik, menggembleng tentara dan rakyat. Pesantren-pesantren disamping mengajarkan agama, juga meningkatkan pendidkan bela diri pencak silat. Perang fisik di Surabaya melawan Sekutu, pada bulan November tahun 1945, banyak menampilkan pejuang yang gagah berani.; Hasil didikan pencak silat dari pondok Tebu Ireng Gontor dan Jamsaren.
Pondok pesantren dan perguruan-perguruan pencak silat tersebut bukan hanya mengajarkan bela diri pencak silat saja melainkan juga mengisi jiwa ara calon pejuang dengan semangat juang patriotisme yang berkobar-kobar. Semangat juang demikianlah yang membuat mereka tak mempunyai rasa takut sedikiypun dalam melawan penjajah tentara sekutu yang mempunyai persenjataan yang lebih lengkap dan canggih, sehingga akhirnya bangsa Indonesia dapat berhasil memenangkan perang kemerdekaan secara gemilang.
Setelah Proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Belanda melancarkan dua kali agresi untuk menguasai kembali Indonesia. Pencak silat kembali dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kemahiran putra-putri Indonesia guna menghadapi perang terhadap Belanda. Para pemimpin bangsa Indonesia, dan para pendekar silat waktu itu, menyadari bahwa pengajaran pencak silat berhasil memupuk semangat juang dan menggalang persaudaraan yang erat.
Pada awal kemerdekaan kita, Belanda berhasil memecah belah bangsa Indonesia dalam kelompok-kelompok kesukuan dengan dibentuknya Negara-negara bagian. Bahkan kemudian terjadi pemberontakan politik PKI di Madiun, dan Darul Islam atau DI/TII. Kemahiran pencak silat bangsa Indonesia, digunakan kembali untuk menumpas pemberontakan. Bahkan untuk menumpas DI/TII, digunakan cara pagar betis, yaitu pengepungan pemberontak oleh tentara bersama dengan rakyat yang telah diajarkan kemahiran bela diri pencak silat.

4. Sejarah Perkembangan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Menjelang Pekan Olahraga Nasional yang pertama di Solo, para pendekar pencak silat berkumpul untuk membentuk organisasi pencak silat. Pada tanggal 18 Mei 1948, dibentuklah organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI), yang kemudian menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Persatuan para pendekar dalam organisasi IPSI tersebut dimaksudkan untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia, yang sangat diperlukan dalam pembangunan. Yang lebih penting, pencak silat dengan rasa persaudaraannya dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang pada saat itu sedang terpecah belah.
IPSI berdiri pada tahun 1973 dengan dipimpin oleh Mr. Wongsonegoro, Mariyun Sudirohadiprodjo, dan Rachmad Surenogoro. Banyak regenerasi yang dilakukan oleh IPSI dan seminar yang salah satunya dilaksanakan di Tugu Bogor pad tahun 1973.
Program olahraga bela diri pencak silat dtingkatkan dengan dilaksanakan program pertandingan olahraga pencak silat, dan dimasukkan dalam acara Pekan Olahrag Nasional (PON). Dengan seringnya kegiatan pertandingan olahraga pencak silat dtingkat-tingkat daerah maupun nasional, tersusun kembali kekuatan-kekuatan pencak silat yang selanjutnya membutuhkan program pembinaan yang terarah. Usaha-usaha pemerintah untuk menangani pencak silat akan lebih mendorong masyarakat untuk ikut melestarikan penak silat. Pada beberapa tahun terakhir pencak silat memasuki kawasan internasional, baik dari perkembangan pencak silat di negara-negara Eropa dan Amerika, maupun hubungan silaturahmi dengan bangsa serumpun di kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun 1980 terbentuklah Persekutuan Pencak Silat antar Bangsa (PERSILAT) yang didukung oleh Negara-negara Asean, ialah Indonesia, Malaysia, Singapura. Tanggal 1 Januari 1983 diadakan pertemuan di Singapura.
Pada bulan Juli 1985, PERSILAT memutuskan dan menetapkan peraturan-peraturan di bidang olahraga pencak silat meliputi :

1. Peraturan pertandinagn olahraga pencak silat.
2. Peraturan penyelenggaraan pertandingan olahraga pencak silat.
3. Pedoman teknik dan taktik pertandingan olahraga pencak silat.
4. Pedoman pelaksanaan tugas wasit dan juri olahraga pencak silat.
5. Pedoman kesehatan pertandingan olahraga pencak silat.
6. Ketentuan tentang peralatan dan kelengkapan pertandingan olahraga pencak silat, (PERSILAT, 1985).

PERATURAN PENCAK SILAT

Peraturan Pertandingan Pencak  Silat di Indonesia memuat tentang Ketentuan Bertanding, yang meliputi Ketentuan Kemenangan, Ketentuan Hukum Pesilat, dan Ketentuan Penilain. Baik kita kupas tentang Peraturan Pertandingan Pencak Silat sebagai berikut:
1. Ketentuan Bertanding
a. Pertandingan Pencak silat dilakukan oleh dua pesilat yang saling berhadapan untuk mencapai prestasi.
o    Melakukan pembelaan (hindaran, elakan dan tangkisan)
o    Melakukan serangan pada sasaran (serangan tangan dan kaki)
o    Menjatuhkan lawan.
o    Mengunci lawan.
b. Pertandingan pencak silat dilakukan dalam 3 babak, dangan masing-masing babak selama 2 menit dan istirahat antara babak 1 menit.
c. Ketentuan Pertandingan
o    Setiap pembela dan serangan harus berpola dasi sikap awal, pasangan, langkah serta adanya koordinasi dalam melakukan serangan/pembelaan harus kembali kepada sikap awal/pasang.
o    Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara ke arah sasaran, sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan
o    Mematuhi ketentuan mengenai sasaran, larangan-larangan dan kaidah pencak silat dan ketentuan-ketentuan perwasitan umumnya.
d. Pertandingan Pencak silat dipimpin oleh satu rang wasit dan lima orang juri.

2. Ketentuan-ketentuan Kemenangan
Peraturan pertandingan Pencak silat memuat ketentuan kemenangan sebagai berikut:
a.  Menang angka, jika pertandingan selesai 3 babak dan juri memenangkan salah satu pesilat dengan jumlahh angka lebih banyak dari lawannya.
b. Menang teknik jika lawannya tidak bisa melanjutkan pertandingan karena;
o    Menyatakan diri tidak dapat meneruskan pertandingan
o    Atas keputusa dokter pertandingan, karena kondisi atlet mungkin membahayakannang mutlak
o    Atas permintaan pelatih
c. Menang mutlak, jika lawannya jatuh karena serangan yang sah dan tidak sadar setelah hitungan wasit sampai ke-10 dalam waktu 10 detik.
 d. Menang diskwalifikasi, jika:
o    Lawan mendapat peringatan ke-3 setelah peringatan ke-2
o    Lawan melakukan pelanggaran berat yang diberikan hukuman langsung diskwalifikasi.
o    Lawan melakukan pelanggaran tingkat pertama dan lawan cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.
e. Menang karena pertandingan tidak seimbang
f. Menang karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.

3. Ketentuan Hukum Kepada Pesilat
Peraturan Pertandingan pencak silat memuat ketentuan hukum kepada pecak silat sebagai berikut:
a. Teguran, diberikan bila pesilat melakukan pelanggaran ringan.
o    Teguran I, nilai dikurangi satu (1)
o    Teguran II, nilai dikurangi dua (2)
b. Peringatan I, jika pesilat mendapat teguran ke-3 dalam satu babak akibat pelanggaran ringan. Peringatan ini di kurangi lima (5)
c. Peringatan II, diberikan bila pesilat mendapat Peringatan I, Peingatan II, nilai dikurangi sepuluh (10)
d. Diskwalifikasi diberikan bila pesilat:
o    Mendapat peringatan setelah peringatan II
o    Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur kesengajaan yang bertentangan dengan norma keolahragaan
o    Melakukan pelanggaran tingkat pertama dan lawan cidera tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter perandingan.

4. Ketentuan Penilaian
Ketentuan penilaian dalam peraturan pertandingan pencak silat adalah sebagai berikut:
a. Nilai 1 (satu)
o    Elakan/tangkisan yang berhasil yang berlangsung disusul oleh serangan yang masuk pada sasaran, atau teknik jatuhan yang berhasil
o    Serangan tangan yang maasuk pada sasaran
b. Nilai 2 (dua)
o    Serangan kaki yang masuk pada sasaran
 c. Nilai 3 (tiga)
o    Menjatuhkan lawan
d. Nilai 4 (empat)
o    Mengunci lawan
e. Selain nilai-nilai di atas diberikan nilai kerapian teknik, yaitu penilaian atas kaidah-kaidah permainan pencak silat, dengan nilai terendah 2 (dua) dan nilai tertinggi 5 (lima) pada setiap babak.

4. Sasaran yang boleh diserang adalah bagian tubuh, kecuali leher ke atas dan kemaluan, yaitu:
o    Dada
o    Perut
o    Pinggang kiri dan pinggang kanan
o    Punggung
o    Sedangkan tungkai dan tangan dapat dijadikan sasaran serangan dengan menjatuhkan dan mengunci, tetapi tidak mempunyai nilai sebagai serangan perkenaan.

 Kuda-Kuda Dasar Dalam Pencak Silat
Sikap kuda kuda adalah sikap siap sedia dengan posisi berdiri, kedua kaki dibuka ke belakang atau kesamping tergantung jenis kuda-kuda yang di pakai dengan tujuan untuk memperkokoh dn memperkuat posisi berdiri saat melakukan penyerangan atau tangkisan. Sikap kuda- kuda merupakan sikap dasar setiap akan melakukan gerakan serangan atau tangkisan. Sikap kuda-kuda yang bagus akan membantu memperkuat posisi bertahan atau menyerang seorang atlet pencak silat. Bagi orang yang sudah mahir pencak silatnya. Dengan hanya menggunakan sikap kuda dia lawan sudah tidak dapat menyerangnya.
Ada beberapa macam sikap kuda-kuda dilihat dari gerakannya:
1. Kuda-Kuda Depan.
2. Kuda-Kuda Belakang.
3. Kuda-Kuda Tengah
4. Kuda-kuda samping
5. Kuda-Kuda Silang Depan
6. Kuda-Kuda Silang Belakang
Berikut ini penjelasan dari masing-masing kuda-kuda:
1. Kuda-Kuda Depan.
Cara melakukan kuda- kuda depan adalah Kuda-kuda depan dibentuk dengan posisi kaki didepan ditekuk dan kaki belakang lurus, telapak kaki belakang serong ke arah luar, badan tegap dan pandangan kedepan, berat badan pada kaki depan,.

2. Kuda-Kuda Belakang.
Cara melakukan kuda- kuda belakang adalah kuda-kuda belakang di bentuk dengan bertumpu pada kaki belakang. Tumit yang dipakai sebagai tumpuan tegak dengan panggul, badan agak condong ke depan, kaki depan berjinjit dengan menapak dengan tumit atau ujung kaki.
3. Kuda-Kuda Tengah
Cara melakukan kuda-kuda tengah adalah dibentuk dengan kedua kaki ditekukan dengan titik berat badan berada ditengah, kedua kaki melebar sejajar, dapat juga dilakukan dengan posisi serong. Posisi kedua telapak kaki serong membentuk sudut 30 derajat, tampak depan tampak samping tampak belakang.
4. Kuda-kuda samping 
Cara melakukan kuda-kuda samping dengan cara satu kaki ditekuk dan kaki yang lain lurus ke samping, berat badan pada kaki yang ditekuk, bahu sejajar atau segaris dengan kaki. posisi kedua kaki melebar sejajar dengan tubuh dan berat badan ditopang oleh salah satu kaki yang menekuk. Posisi ke dua telapak kaki sejajar membentuk sudut 30 derajat , tampak dari depan.
5. Kuda-Kuda Silang Depan
Cara melakukan Kuda-kuda silang adalah satu kaki di depan, berat badan ada di kaki depan ditumpukan pada satu kaki, kaki yang lain ringan sentuhan dengan ibu atau ujung jari kaki. Pandangan lurus kearah depan.
6. Kuda-Kuda Silang Belakang
Cara melakukan kuda-kuda silang adalah salah satu kaki berada di belakang dengan keadaan menyilang dan kaki di tumpukan ke belakang, badan tetap tegak lurus, kedua lutut ditekuk dengan salah satu tangan diarahkan ke belakang.
Pencak silat merupakan olahraga beladiri yang halus, tetapi menyimpan kekuatan yang dahsyat. Apakah Anda tertarik untuk belajar pencak silat?
Selain untuk pembelaan diri, pencak silat juga mengandung beberapa nilai luhur, antara lain aspek mental spiritual, aspek beladiri, aspek seni, dan aspek olahraga. Salam merupakan aspek penting dalam seni beladiri pencak silat.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs3fpq70hKzkCS8sKhtlPeK_nbnmkns3svjQoS6hkW-53L1BSU8MMDrTXIhDNQdZQSgYnYcEYT3X3Y84o-rsFan4yWyU-zoaukD-IigzFPxZSDH8pyr3LcctLYeIfTl7Zr7ZPy6l8ozkI/s1600/Salam+Pencak+Silat.jpg
Selain sebagai pembuka, salam juga menunjukkan penghormatan kita kepada penonton, dewan juri, dan lawan pada khususnya. Salam juga menunjukkan aspek kewibawaan yang harus dimiliki oleh seorang pendekar.

   Adapun teknis dalam pemberian salam dalam beladiri pencak silat sebagai berikut: 
     a.  Posisi badan dalam keadaan tegak dengan posisi lengan lurus di samping dan kaki dalam keadaan   rapat dengan ujung tumit beradu dan membentuk huruf V. 
   b.   Kedua tangan membentuk sudut 900 dan dirapatkan di depan dada. 
      c.   Kedua lengan direntangkan ke atas sambil mengucapkan doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
        d.   Kedua tangan diturunkan dan dirapatkan di depan dada sambil mengucapkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan kita sebagai manusia. 
        e.   Meluruskan lengan kanan ke depan dengan lima jari terbuka sambil mengucapkan Pancasila.
      f.    Posisi tangan kanan ditarik kembali ke depan dada, seperti pada sikap semula. Kemudian, bersiap  untuk melakukan gerakan jurus. 

 



Macam-Macam Pukulan Dalam Pencak Silat


Pengertian Pukulan
Pengertian Pukulan dalam pencak silat adalah Serangan yang dilakukan dengan menggunakan tangan kosong sebagai komponennya. Pada prinsipnya segala teknik pukulan yang terdapat dalam pencak silat boleh digunakan untuk menyerang bagian-bagian tubuh lawan yang disahkan untuk diserang dalam upaya memperoleh angka.

Macam-macam Pukulan Dalam Pencak Silat
Dalam pertandingan pencak silat, teknik pukulan yang sering dipergunakan adalah pukulan depan, pukulan sangkal/bandul, pukulan samping, dan pukulan melingkar. Untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam pukulan dalam pencak silat akan saya jelaskan sebagai berikut.
·       
          Pukulan Depan
Pukulan depan adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan lurus ke depan. Untuk mencapai hasil yang optimal dapat dilakukan dengan dibantu oleh pergerakan bahu dan putaran pinggang yang mendukung untuk pemindahan berat badan kebagian depan tangan yang menyerang.
Pukulan dapat dilaksanakan dalam dua sikap tubuh yang berbeda, yaitu pukulan depan dengan posisi tangan yang digunakan untuk menyerang sejajar dengan posisi kaki yang berada di depan, dan pukulan depan dengan posisi tangan yang tidak sejajar dengan kaki depan.

·         Pukulan Sangkal/Bandul
Pukulan sangkar/bandul adalah pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan ditekuk 90 derajat. Lintasan tangan diayun dari bawah ke atas. Pukulan ini dapat dilaksanakan dengan posisi kaki yang bervariasi, baik dengan posisi kaki depan sejajar dengan tangan yang dipergunakan untuk menyerang atau tidak.
·       
           Pukulan Melingkar
·       Pukulan melingkar adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan pukulan dari arah samping luar  tubuh pesilat menuju ke arah dalam tubuh pesilat. Untuk hasil yang optimal dari pukulan lingkar ini, harus didukung dengan pergerakan bahu dan pinggang yang searah dengan arah pukulan. Karena hal ini dapat menambah bobot pukulan dengan adanya dorongan berat badan pesilat ke tangannya.

·         Pukulan Samping
Pukulan samping adalah pukulan yang arahnya ke samping tubuh pesilat, dengan menggunakan punggung tangan. Lintasan pukulan dari samping tubuh ke arah luar tubuh pesilat.


Teknik Pembelaan Pada Pencak Silat 
pembelaan adalah usaha untuk menangkis atau mengelak dari serangan lawan. Dalam melakukan gerakan pembelaan kadang harus dengan melakukan gerakan pendahuluan atau gerakan berangkai. Teknik gerakan-gerakan pembelaan dapat berupa.
 1. Tangkapan,
 2. Jatuhan,
 3. Lepasan, dan
 4. Kuncian.

Keempat teknik pembelaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Teknik Tangkapan
Tangkapan adalah usaha untuk melakukan pembelaan dengan cara menahan lengan dan kaki lawan. Tangkapan dapat dilanjutkan dengan menjatuhkan dan mengunci lawan. tangkapan dapat dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan.


a. Teknik tangkapan satu tangan, terdiri atas:
·         Tangkapan dengan tangan
·         Tangkapan dengan lengan
·         tangkapan dengan ketiap atau kempit

b. Tangkapan dengan menggunakan kedua lengan. Gerakannya terdiri atas:
·         Teknik tangkapan tangan rapat searah
·         Teknik tangkapan rapat berlawanan
·         teknik tangkapan renggang searah

2. teknik Jatuhan
Adalah usaha pembelaan dengan cara menjatuhkan lawan. Ini bisa dilakukan setelah melakukan tangkapan yang dilanjutkan dengan menjatuhkan lawan. Teknik jatuhan dapat dilakukan dengan cara:

a. Menahan tenaga serangan lawan. ini dilakukan searah dengan:
·         Teknik jatuhan dengan tarikan
·         Teknik jatuhan dengan dorongan

b. Mengubah arah serangan lawan. Caranya yaitu:
·         Tarikan 
·         Dorongan
·         Putaran

c. Meniadakan tumpuan badan lawan. Caranya yaitu:
·         Sapuan tegak
·         Sapuan Rebahan
·         Kaitan luar
·         Kaitan belakang
·         Angkatan dalam
·         Angkatan belakang
·         Ungkitan dan tangkisan

 3. Teknik Lepasan 
Adalah upaya untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan dapat dilakukan dengan cara:
·         Teknik melepaskan sergapan lawan dengan menggunakansatu tangan dapat dilakukan dengan: Putaran, Sentakan, Serangan, Tangkapan balasan.
·         Teknik melepaskan diri dari sergapan lawan dengan menggunakan dua tangan: Balasan, Serangan, Bantuan. 
·         teknik lepasan dengan kaki
·         Teknik lepasan dengan dua kaki

4. teknik Kuncian
Kuncian adalah usaha menguasai lawan dengan tangkapan atau jepitan sehingga membuat musuh tidak berdaya. Kuncian bertujuan untuk:
·         Menahan kemungkinan gerakan lawan
·         Mematikan gerak sendi lawan dengan lipatan

 

Tendangan Dalam Pencat Silat

Macam-macam tendangan dalam pencat silat

Dalam bela diri pencak silat, tendangan merupakan salah satu tehnik yang dipakai ketika berhadapan dengan lawan dengan situasi jarak yang jauh. dimana si pesilat menggunakan tungkai kaki dalam serangannya. Di dalam pertandingan pencak silat apabila si pesilat berhasil melakukan tehnik tendangan dan serangan dengan menggunakan tehnik tendangan tersebut masuk maka ia akan memperoleh point 2. Nah berikut ini kami akan memberikan beberapa macam tendangan dalam pencak silat yang biasa dipergunakan untuk tehnik menyerang :
1. Tendangan Lurus Pencak silat

Tendangan lurus pencak silat berikut ini yang adalah tendangan dengan lintasan lurus ke depan, sasaran adalah kemaluan lawan, atau perut lawan, pesilat bisa mengkombinasikan tendangan ini dengan kombinasi lompatan.









    3. Tendangan "T" Pencak Silat
    Yang dimaksut dengan tendangan sabit pencak silat adalah tendangan pencak silat dengan lintasan kaki melengkung atau membentuk lintasan seperti sabit, dengan sasaran yang dituju adalah arah perut.




    Tendangan T dalam pencak silat merupakan jenis tendangan yang diperagakan posisi tubuh menyamping dan lintasan tendangan lurus ke samping. Bagian kaki yang digunakan adalah bagian tajam telapak kaki dan tumit. Beraneka ragam bentuk Variasi dalam pelaksanaanya diantaranya : T lompat,T gantung, T jepret.

    4. Tendangan Jejag/Gejos Pencak Silat




    Tendangan gejos dalam pencak silat dilakukan dengan  mengangkat  lutut setinggi mungkin dan kemudian mendorong tungkai kedepan sasaran. sasaran yang dituju adalah perut lawan

    5.  Tendangan belakang Pencak Silat




    Adalah merupakan tehnik tendangan yang dilakukan memutar tubuh dan sikap tubuh membelakangi lawan,dengan perkenaan pada telapak kaki atau tumit, sasaran yang dituju adalah perut lawan, bisa juga sasaran kepala.

    6. Tendangan Gajul Pencak Silat


    Merupakan Tendangan gajul perkenaannya pada tumit sedang lintasannya adalah dari arah bawah ke atas

Wasit Dan Juri Pencat Silat

Hasil gambar untuk gambar pertandingan dalam pencak silat
                              
Wasit Pencak Silat Memimpin Pertandingan Pencak Silat
Wasit adalah seseorang yang memimpin jalannya suatu pertandingan, sedangkan juri adalah seseorang yang memberikan penilaian terhadap peserta suatu pertandingan/perlombaan. Wasit dan Juri Pencak Silat adalah orang yang memimpin jalannya Pertandingan Pencak Silat dan orang yang memberikan penilaian terhadap pesilat pada Pertandingan Pencak Silat sesuai dengan Peraturan Pertandingan Pencak Silat.

Wasit Pencak Silat

Wasit Pencak Silat adalah seseorang yang memimpin jalannya pertandingan Pencak Silat, mulai dari Persiapan Pertandingan, Pelaksanaan Pertandingan sampai dengan Selesainya Pertandingan.
Pertandingan Pencak Silat akan berlangsung dengan baik, dapat dinikmati oleh semua unsur pertandingan, dan kedua Kubu Pesilat tidak merasa dirugikan karena kepemimpinan seorang Wasit. Pertandingan Pencak Silat akan berlangsung buruk, tidak dapat dinikmati oleh semua unsur pertandingan dan adanya ketidak puasan kedua Kubu Pesilat karena kepemimpinan Wasit.
jadi baik atau buruk jalannya suatu pertandingan pencak silat salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan seorang wasit pencak silat.

Tugas Wasit Pencak Silat

Tugas Wasit Pencak Silat mulai dari persiapan masuknya Wasit ke Gelanggang Pertandingan, memanggil kedua Pesilat untuk berjabat tangan dan bersiap untuk mulai pertandingan, memimpin pertandingan selama pertandingan berlangsung, memberikan binaan, teguran dan peringatan kepada Pesilat yang melanggar Peraturan Pertandingan, mengesahkan serangan yang masuk atau membatalkan serangan yang masuk jika terdapat indikasi pelanggaran, sampai dengan  berakhirnya babak akhir pertandingan, memanggil kedua Pesilat  pada saat keputusan pemenang yang akan diumumkan dan pemenang diangkat tanggannya oleh Wasit, dilanjutkan dengan memberi hormat kepada Ketua Pertandingan, kemudian Pesilat meninggalkan Gelanggang Pertandingan diikuti Wasit dan Juri dan melaporkan kepada Ketua Pertandingan bahwa Wasit dan Juri telah selesai melaksanakan tugas.

Sikap Wasit Pencak Silat

Seseorang yang bertugas sebagai Wasit pada Pertandingan Pencak Silat harus bersikap tegas, cerdas, cermat dan bijak.

Wasit Harus Tegas

Seorang Wasit Pencak Silat harus bersikat tegas. Tegas dalam arti tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan, mengesahkan serangan sah yang masuk, memberikan sanksi terhadap setiap pelanggaran Peraturan Pertandingan.

Wasit Harus Cerdas

Seorang Wasit Pencak Silat harus bersikap cerdas. Cerdas dalam arti  dapat mengatur jalannya pertandingan sesuai Peraturan Pertandingan sehingga pertandingan dapat dinikmati oleh semua unsur pertandingan, mulai dari Peserta Pertandingan, Tim Manager, Dewan Pertandingan dan tentunya adalah penonton / suporter pertandingan.

Wasit Harus Cermat

Seorang Wasit Pencak Silat harus bersikap Cermat. Cermat dalam arti harus betul-betul mengamati dan mengawasi kedua Pesilat dalam bertanding, apakah ada usaha mengalahkan lawan dengan kecurangan atau tidak. Jika seorang Pesilat melakukan pelanggaran, sekecil apapun dan itu terlihat oleh Wasit, maka Wasit harus segera memberhentikan Pertandingan dan memberikan Peringatan, Teguran atau Binaan kepada Pesilat yang melanggar Peraturan Pertandingan.

Wasit Harus Bijak

Seorang Wasit Pencak Silat harus bersikap Bijak. Bijak dalam arti mengambil keputusan harus berdasarkan pengamatan dan pengawasan kepada kedua Pesilat, terdapat pelanggaran atau tidak, serangan sah atau tidak. Seorang Wasit tidak boleh berat sebelah atau tidak adil dalam mengambil keputusan. Mengesahkan serangan sah yang masuk dan memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan pertandingan.

Juri Pencak Silat

Juri Pencak Silat adalah seseorang yang memberikan penilaian terhadap Pesilat pada Pertandingan Pencak Silat. Hasil penilaian yang adil akan memberikan kepuasan kepada semua unsur pertandingan karena tidak ada unsur berat sebelah, dalam arti penilaian berimbang berdasarkan pengamatan terhadap serangan sah yang masuk dan pengurangan nilai terhadap pelanggaran yang dilakukan Pesilat.

Tugas Juri Pencak Silat

Tugas Juri Pencak Silat dimulai dari masuknya Juri ke tempat penilaian, mengisi Formulir Penilaian, memberikan penilaian terhadap Pesilat dalam suatu pertandingan, mencatat pelanggaran-pelanggaran, menentukan pemenang berdasarkan jumlah nilai, menandatangani formulir yang telah diisi, menjawab pertanyaan Delegasi Teknik Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ketua Pertandingan, Dewan Wasit-Juri dan Wasit jika diperlukan. Tugas Juri berakhir bersamaan dengan Wasit dan melaporkan kepada Ketua Pertandingan bahwa Juri dan Wasit telah selesai melaksanakan tugas.

Sikap Juri Pencak Silat

Seseorang yang bertugas sebagai Juri pada Pertandingan Pencak Silat harus bersikap cermat,jujur dan
Juri Harus Cermat
Seorang Juri Pencak Silat harus bersikap Cermat. Cermat dalam arti Juri dalam memasukkan nilai dan catatan pelanggaran, benar pada kolom yang disediakan. Serangan sah oleh Pesilat Sudut Merah, maka nilainya dimasukkan pada kolom Pesilat Sudut Merah. Tidak boleh salah memasukkan nilai dan catatan pelanggaran pada kolom yang salah. Tidak boleh mencoret-coret Formulir Penilaian kecuali untuk kepentingan penilaian saja.

Juri Harus Jujur

Seorang Juri Pencak Silat harus bersikap Jujur. Jujur dalam arti memberikan penilaian terhadap semua serangan sah yang masuk tanpa menguranginya dan mencatat semua pelanggaran yang dilakukan Pesilat berdasarkan isyarat Wasit.

Juri Harus Adil

Seorang Juri Pencak Silat harus bersikap Adil. Adil dalam arti memberikan penilaian dan mencatat semua pelanggaran pada Formulir Penilaian, tidak memihak kepada salah satu Kubu Pesilat.

 Ketentuan Nilai :
Nilai Prestasi Tekhnik
  1. Nilai 1 Serangan dengan tangan yang masuk pada sasaran, tanpa terhalang oleh tangkisan, hindaran atau elakan lawan.
  2. Nilai 1 + 1 Tangkisan, hindaran atau elakan yang berhasil memusnahkan serangan lawan, disusul langsung oleh serangan dengan tangan yang masuk pada sasaran.
  3. Nilai 2 Serangan dengan kaki yang masuk pada sasaran, tanpa terhalang oleh tangkisan, hindaran atau elakan lawan.
  4. Nilai 1 + 2 Tangkisan, hindaran atau elakan yang berhasil memusnahkan serangan lawan, disusul langsung oleh srangan dengan kaki yang masuk pada sasaran.
  5. Nilai 3 teknik jatuhan yang berhasil menjatuhkan lawan.
  6. Nilai 1 + 3 Tangkisan, hindaran, elakan atau tangkapan yang memusnahkan serangan lawan, disusul langsung oleh serangan dengan teknik jatuhan yang berhasil menjatuhkan lawan.
Syarat Teknik Nilai
  1. Tangkisan yang dinilai adalah berhasilnya pesilat menggagalkan serangan lawan dengan tekhnik pembelaan menahan atau mengalihkan arah serangan secara langsung/kontak, yang segera diikuti dengan serangan yang masuk pada sasaran.
  2. Elakan yang dinilai adalah berhasilnya pesilat membebaskan diri dari serangan lawan dengan tekhnik pembelaan memindahkan sasaran terhadap serangan, yang langsung disusul dengan serangan yang mengenakan sasaran, atau tekhnik jatuhan yang berhasil.
Catatan : Nilai 1 untuk tangkisan / elakan, sedangkan serangan masuk dinilai sesuai dengan serangannya, serangan tangan = nilai 1, serangan kaki = nilai 2, jatuhan= nilai 3
  1. Serangan tangan yang dinilai adalah serangan yang masuk pada sasaran, menggunakan tekhnik serangan dengan tangan (dalam bentuk apapun). Bertenaga dan mantap, tanpa terhalang oleh tangkisan atau elakan dan dengan dukungan kuda-kuda, atau kaki tumpu yang baik, jarak jangkauan tepat dan lintasan serangan yang benar.
  2. Serangan dengan kaki yang dinilai adalah serangan yang masuk pada sasaran, menggunakan tekhnik serangan dengan kaki (dalam bentuk apapun), bertenaga dan mantap, tidak disertai tangkapan/pegangan, tanpa terhalang oleh tangkisan atau elakan dan dengan dukungan kuda-kuda, atau kaki tumpu yang baik, jarak jangkauan tepat dan lintasan serangan yang benar.
  3. Tekhnik menjatuhkan yang dinilai adalah berhasilnya pesilat menjatuhkan lawan sehingga bagian tubuh (dari lutut keatas) menyentuh matras dengan pedoman :
    1. Tekhnik menjatuhkan dapat dilakukan dengan serangan langsung, sapuan, ungkitan, guntingan dan tekhnik menjatuhkan yang didahului oleh tangkapan atau bentuk serangan lainnya yang sah. Serangan yang berhasil mendapat nilai sesuai dengan ketentuan nilai untuk tekhnik serangan yang digunakan.
    2. Menjatuhkan lawan menggunakan tekhnik jathan dengan cara tidak ikut terjatuh atau lebih menguasai lawan yang dijatuhkan.
    3. Apabila tekhnik menjatuhkan itu disertai menangkap anggota tubuh lawan harus merupakan usaha pembelaan diri suatu serangan ataumenggunakan serangan pendahuluan, tidak boleh disertai dengan serangan langsung, tetapi dapat dilakukan dengan mendorong atau menyapu. Proses tangkapan menjadi jatuhan diberikan waktu selama 5 (lima) detik. Jika selama itu tidak terjadi jatuhan, maka dihentikan oleh Wasit dan dinyatakan tidak ada jatuhan.
    4. Teknik sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan tidak boleh didahului dengan memegang/menggumul tubuh lawan, tetapi dapat dibantu dengan dorongan atau sentuhan. Sapuan dapat dilakukan dengan merebahkan diri. Lawan dapat mengelakkan diri dari serangan tidak boleh melakukan serangan balik. Teknik sapuan yang dilaksanakan lebih dari 2 (dua) kali secara berturut-turut pada masing-masing babak dengan tujuan mengulur-ulur waktu akan mendapat teguran dari wasit. Yang dimaksud teknik sapuan dengan tujuan mengulur-ulur waktu ialah sapuan yang di luar jarak jangkauan serangan atau sapuan dalam jarak jangkauan serangan tetapi dilakukan dengan tidak bertenaga.
    5. Serangan bersamaan oleh kedua pesilat (apakah serangan itu sah atau tidak karena sifatnya kecelakaan) dan salah satu atau keduanya jatuh, maka jatuhan akan disahkan dengan pedoman:
      1. Jika salah satu tidak dapat bangkit akan diadakan hitungan mutlak.
      2. Jika keduanya tidak segera bangkit, maka dilakukan hitungan mutlak untuk keduanya dan apabila hal ini terjadi pada awal babak I dan keduanya belum memperoleh nilai maka penentuan kemenangan ditentukan seperti Bab II pasal 8 ayat 7.4.a.5 dan pasal 8 ayat 7.4.a.6. (tidak perlu ditanding ulang).
      3. Jika keduanya dalam hitungan ke 10 (sepuluh) tidak dapat bangkit sedangkan pesilat sudah memperoleh nilai, maka kemenangan dilakukan dengan menghitung nilai terbanyak.
    6. Jatuh Sendiri, Jika pesilat terjatuh sendiri bukan karena serangan lawan, jika tidak dapat bangkit, diberi kesempatan dalam waktu 10 (sepuluh) hitungan/detik. Jika tidak dapat melakukan pertandingan dinyatakan kalah teknik.
    7. Tangkapan


Tangkapan Sebagai Proses Jatuhan Dinyatakan Gagal, jika:
i.      Lawan dapat melakukan serangan balik secara sah.
ii.      Lawan dapat memegang tangan atau bahu sehingga terjadi proses jatuhan.
iii.      Proses jatuhan lebih dari 5 (lima detik) atau terjadi seret-menyeret atau gumul-menggumul.
iv.      Ikut terjatuh waktu melakukan teknik jatuhan.
  1. Jika dalam proses tangkapan kaki pesilat yang ditangkap melakukan pegangan pada bahu dan pesilat yang menangkap dapat menjatuhkan lawannya dalam waktu 5 (lima) detik sebelum wasit memberikan aba-aba ”BERHENTI”, jatuhan dinyatakan sah.
  2. Jika rangkulan tersebut terlalu kuat sehingga menyentuh leher atau kapala atau menyeabkan keduanya terjatuh, pesilat yang merangkul diberikan Teguran.
  3. Jatuhan diluar medan laga
    1. Teknik jatuhan yang berakibat lawannya jatuh diluar medan laga, yaitu jika bagian tubuh
    2. menyentuh gris batas medan laga, maka jatuhan dinyatakan gagal/tidak sah.
    3. Jika jatuhan berada di dalam medan laga dan pesilat menggeser keluar medan laga, jatuhan dinyatakan sah.
    4. Serangan sah yang menyebabkan lawan jatuh tidak dapat bangkit atau nanar yng dilakukan di dalam medan laga dan bergeser keluar gelanggang, pesilat diberi kesempatan dalam batas waktu 10 (sepuluh) detik untuk kembali melakukan pertangdingan maka dinyatakan kalah mutlak.
    5. Serangan sah yang dilakukan di dalam medan laga, menyebabkan lawan jatuh diluar medan laga dan tidak bangkit atau nanar, maka wasit melakukan hitungan teknik. Jika pesilat tidak dapat melanjutkan pertandingan, maka pesilat bersangkutan dinyatakan kalah teknik.

Nilai Hukuman
Ketentuan nilai hukaman :
a. Nilai – 1 (kurang 1 ) diberikan bila pesilat mendapat Teguran I
b. Nilai – 2 (kurang 2 ) diberikan bila pesilat mendapat Teguran II
c. Nilai – 5 (kurang 5 ) diberikan bila pesilat mendapat Peringatan I
d. Nilai – 10(kurang 10) diberikan bila pesilat mendapat Peringatan II
Penentuan Kemenangan
  1. Menang Angka
    1. Bila jumlah juri yang menentukan menang atas seorang pesilat lebih banyak dari pada lawan, Penentuan kemenangan dilaksanakan oleh masing-masing Juri.
    2. Bila terjadi hasil nilai yang sama maka pemenang ditentukan berdasarkan pesilat yang paling sedikit mendapat nilai hukuman.
    3. Bila hasilnya masih sama, maka pemenangnya adalah pesilat yang mengumpulkan nilai prestasi teknik tertinggi/paling banyak. Pada dasarnya nilai 1 = 2 adalah lebih tinggi dari nilai 2 saja.
    4. Bila hasilnya masih sama, maka pertandingan ditambah 1 (satu) babak lagi.
    5. Bila hasilnya masih sama, maka tidak perlu diadakan penimbangan ulang, namun dilihat dari hasil penimbangan berat badan 15 menit sebelum bertanding.
    6. Pesilat yang lebih ringan timbangannya dinyatakan sebagai pemenang.
    7. Bila hasilnya tetap sama, maka diadakan undian oleh Ketua Pertandingan yang disaksikan oleh Delegasi Teknik dan kedua Menejer tim.
Hasil penilaian juri diumumkan pada papan nilai, setelah babak terahir/penentuan kemenangan selesai dilaksanakan.
  1. Menang Tekhnik
    1. Karena lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan karena permintaan pesilat sendiri/mengundurkan diri.
    2. Karena keputusan Dokter Pertandingan Dokter Pertandingan diberi waktu 60 (enam puluh) detik untuk memutuskan apakah Pesilat bersangktan dinyatakan ”Fit” atau ”Tidak Fit” (Unfit). Setelah 60 detik Wasit akan menanyakan kepada Dokter
    3. Atas permintaan Pendamping Pesilat
    4. Atas keputusan Wasit
    5. Menang Mutlak
Penentuan menang mutlak ialah bila lawan jatuh karena serangan yang sah dan menjadi tidak dapat bangkit segera dan atau nanar, maka setelah hitungan Wasit ke 10 dan tidak dapat berdiri tegak dengan sikap pasang.
  1. Menang W.M.P./ wasit Menghentikan Pertandingan
Menang karena pertandingan tidak seimbang
  1. Menang Undur Diri
Menang karena lawan tidak muncul di gelanggang (Walk Over).
  1. Menang Diskualifikasi
  1. Lawan mendapat Peringatan III setelah Peringatan II
  2. Lawan melakukan pelanggaran berat yang diberikan hukuman langsung diskualifikasi.
  3. Melakukan pelanggaran Tingkat I, dan lawan cidera tidak dapat melanjutkan pertandingan atas dasar keputusan Dokter pertandingan. Pesilat yang menang diskualifikasi krena keputusan Dokter Pertandingan, diperbolehkan bertanding untuk babak selanjutnya jika mendapatkan ijin/rekomendasi dari Dokter Pertandingan.
  4. Penimbangan ulang berat badan tidak sesuai dengan ketentuan.